RAMAYANA : Deru Haru Shinta
DERU HARU SHINTA
Ilmu yang dipelajari oleh Rama dan Laksamana sudah begitu baik sesuai dengan arahan dari gurunya Wismamitra. Sudah begitu lama mereka bertapa dengan para resi pilihan untuk mempelajari apakah yang dimaksud dengan ilmu sejati. Dan sudah di uji banding bahwa mereka telah dinyatakan lulus menjadi murit begawan Sakti itu. Terdengar kabar dari Negara Jauh Negeri Mithila bahwa di negara itu diadakan sayembara menarik busur shiwa
Tibalah perenungan pada saat itu antara guru dan murit pilihannya
"Wahai muritku, kalian telah lulus dari pengajaranku selama ini. Aku punya tugas untuk kalian"
Mereka berdua penasaran dengan tugas yang akan diberikan oleh Gurunya
"Tugas apa yang bisa kami lakukan Guru Wismamitra"
Suasana begitu hening Saat itu...
"Rama dan Laksmana, kalian akan aku ajak untuk mengikuti Sayembara mengangkat dan menarik busur Siwa milik Prabu Janaka dan siapa yang berhasil melakukannya maka akan menikah dengan Dewi Shinta, putri sulungnya" mendengar pernyataan dari Guru Wismamitra maka mereka pun menyanggupinya, dan berangkatlah mereka ke wideha yaitu Ibukota Mithila untuk mengikuti Sayembara.
Kegalauan dan "Mimpi Shinta"
Shinta hanya bisa meratap dikamarnya begitu saja, menurutnya apakah ini sebuah keterpurukan. Dia berbaring dikamarnya nan indah merintih dalam hati "Ayah, mengapa aku dijadikan Sayembara. Kau samakan anakmu ini dengan sebuah busur panah, Lantas bagaimana nantinya diriku bilamana aku tidak bahagia"
Shinta menjadi Galau mengingat belum ada yang bisa mengangkat busur panah itu dia takut kalau kalau nanti tidak ada yang bisa melakukannya, maka dia akan sendiri nggak dapat jodoh sampai tua. Malam pun tiba ditengah kegalauan dia terlelap dalam tidur, ia bermimpi dalam mimpinya dia bertemu dengan seorang Lelaki tampan berperawakan besar di pinggir telaga yang membuat dia kesengsem, Lelaki itu memeluknya tapi pelukannya Lepas begitu saja dan menghilang. Shinta terbangun malam itu "Mungkin sosok ini nanti akan dipertemukan dengannya atau mungkin ada kaitannya dengan sayembara. Ah, entahlah" fikir Shinta saat itu.
Tahapan Sayembara
Rama dan Saudaranya menempuh perjalanan jauh melewati hutan belantara dan juga jalan jalan terjal yang penuh liku, tetapi tetap dilakukan demi menggapai Dewi Shinta. Kecantikan dan keanggunan Dewi Shinta sudah tersohor ke seluruh negeri, anggun wajahnya bagai bulan purnama yang menyinari malam, sungguh menawan.
"Akulah yang akan mendapatkan Shinta Kakak" canda Laksmana kepada Rama. Rama tertawa terbahak bahak "Hahaha ... O tidak bisa, Shinta akan jadi milikku wahai adikku"
Sampai-sampai Sang Guru keheran atas tingkah mereka
"Dasar Anak muda, Gas terus jangan sampai kendor"
Terihatlah dari kejauhan Negeri Mithila, mereka sudah tidak sabar mengikuti Sayembara itu. Sepertinya lelah sekali tubuh mereka, mampirlah mereka ke sebuah Warung untuk ngopi.
Mereka masuk kedalam Warung, maka terdengarlah kabar dari orang orang yang ada disitu.
"Bu, pesen kopi hitam Tiga yak"
Penjaga Warung sigap melayani mereka "Tunggu sebentar ya Tuan" disiapkanlah 3 kopi hitam menuju ke meja mereka "Silahkan Tuan Tuan, kalau boleh tau Tuan Tuan mau kemana?"
Sambil menyeruput kopi Sang Guru menanggapi penjual itu
"Kami akan mengikuti Sayembara"
Saat itu keadaan di warung begitu sangat mendukung untuk ngobrol, apalagi kalau bukan mengobrol tentang hal yang sedang viral saat itu. Mbok mbok warung itu memberikan sedikit pesan kepada Rama dan Laksmana
"Biar berhasil, saya berikan kuncinya Tuan tuan"
"Apa itu mbok" Rama sungguh dibuat penasaran olehnya.
Mereka mendengar sungguh sungguh apa yang dikatakan oleh mbok mbok itu
"Kuncinya ada Tenang, Kalem dan Kuasai wahai Tuan Tuan"
Mereka pun tertawa mendengarnya
"Oke oke Siap Siap"
Seperti hari hari biasanya, maka Sayembara pun dibuka pada pagi hari. Mereka pun akhirnya mendaftar untuk mendapatkan nomor sayembara. Situasi saat sayembara begitu ramai, banyak peserta sayembara beragam kalangan ada yang dari kalangan bangsawan, pejabat, petani, rakyat biasa dan sebagainya. Satu per satu peserta sayembara maju untuk mengangkat busur shiwa itu tetapi tidak ada yang bisa melakukannya. . Namun saat Rama tampil ke muka, ia tidak hanya mampu mengangkat serta membengkokkan busur Siwa, namun juga mematahkannya menjadi tiga. Saat busur itu dipatahkan, suaranya besar dan menggelegar seperti guruh. Melihat kemampuan istimewa tersebut, ayah Shinta yaitu Raja Janaka, memutuskan agar Rama menjadi menantunya.
Tibalah awal pertemuan antara Rama dan Shinta, sejak pada pandangan pertama Rama langsung jatuh hati kepada Shinta. Tetapi pada saat awal perjumpaan mereka Shinta begitu galau
"Aku belum memiliki perasaan cinta kepadamu Wahai Rama, aku sungguh tidak ada rasa"
Rama pun tertegun mendengar pengakuan Shinta seraya dia meyakinkan
"Aku yakin perlahan lahan engkau akan mencintaiku Shinta, seperti aku mencintaimu, menikahlah denganku Shinta kelak Cinta akan datang karena terbiasa"
Suasana yang sangat sepi itu Shinta mencoba mengambil suatu keputusan yang berat dalam hidupnya, berfikir dia dalam hati "Ayahku sudah membuat Sayembara, dan Rama lah yang berhasil memenangi Sayembara itu, jadi aku harus menikah dengan Rama. Tetapi hatiku bergejolak, Aku tidak mencintai Rama saat ini. Tetapi aku tidak mau mengecewakan ayahku. Yasudah aku akan menikah dengan Rama, aku yakin suatu saat nanti cinta datang karena terbiasa"
Shinta akhirnya mau untuk menikah dengan Rama walaupun dengan sedikit keterpaksaan.Kemudian utusan dikirim ke Ayodhya untuk memberitahu kabar baik tersebut. Raja Dasarata girang mendengar puteranya sudah mendapatkan istri di Mithila, kemudian ia segera berangkat ke sana. Kemudian Prosesi pernikahan ann agung dilaksanakan sebagai pertanda awal yang baik memulai hubungan mereka. Setelah menyaksikan upacara pernikahan Rama dan Shita, Wiswamitra mohon pamit untuk melanjutkan tapa di Gunung Himalaya, sementara Dasarata pulang ke Ayodhya diikuti oleh Resi Wasistha serta pengiring-pengiringnya. Awal kehidupan Rama dan Shinta didalam pernikahan dimulai sebagai sepasang suami istri dan perlahan lahan mereka saling memahami satu sama lainnya sehingga didalam kehidupan rumah tangga mereka nanti didapatkan kedamaian, cinta dan kasih Sayang. Perlahan lahan Shinta pun bisa mencintai Rama ..
(Bersambung...)
Komentar
Posting Komentar