Banjir Vega ku

Banyak yang aku lewati dengan vega Zr merah hati yang semakin hari semakin tua, bahkan suara mesinnya terdengar kasar seperti rintihan orang yang terkena virus. Motor yang didatangkan langsung dari Jakarta ini adalah motor kesayangan, banyak teman yang memuji performa dari motorku ini, katanya tarikan mesinnya masih bagus dan daya mesinnya masih kuat untuk menerjang segala medan di Jalanan. Motor ini bermesin empat tak dan berkapasitas 110 cc.
Mungkin dari kalian ada yang belum tau apa mesin empat tak itu, baik akan dijelaskan. Jadi mesin empat tak itu adalah mesin yang empat kali langkah kerjanya menghasilkan satu kali usaha/tenaga. Didalam mesin itu ada empat tahapan pekerjaan terutama di dalam silinder. Pertama Langkah hisap, yaitu proses dimana campuran bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder melalui karburator, langkah kedua yaitu langkah kompresi yaitu terjadinya proses pemampatan didalam silinder untuk menaikkan tekanan. Langkah ketiga yaitu langkah usaha yaitu terjadinya percikan api pada busi pada akhir langkah kompresi yang menyebabkan tenaga mesin bergerak berkali lipat. Langkah keempat yaitu langkah buang, didalam proses ini sisa sisa hasil usaha dibuang melalui knalpot pembuangan, kira kira seperti itu.
Banyak tempat yang aku lewati bersama dengan motor ini, mungkin seantero wonogiri pernah aku Jelajahi. Tapi ada memori yang sedikit kurang mengenakkan, tahun kemaren waktu terjadi banjir di telukan, Sukoharjo. Motorku kerendam banjir sehari semalam.di apartemenku, saat itu tanggul di kali bengawan solo jebol sehingga airnya meluap sampai ke pemukiman. Saya masih ingat ketika kejadian, motor kerendam sampai tidak keliatan seluruhnya. Motor sampai sampai tidak bisa dipindahkan karena saat itu untuk menyelamatkan diri saja harus berenang atau ikut perahu tim Sar baru beberapa hari kemudian ketika banjir sudah surut baru penyelamatan ini motor.
Setelah dieksekusi ke tempat yang sekiranya aman, barulah kemudian motor dibenahi agar bisa normal lagi,  bodi motor di preteli satu per satu bagiannya sampai benar benar telanjang kemudian dicuci bersih. Barulah tahapan selanjutnya ke pengecekan mesin, karena sudah terendam lama, aku memperkirakan bahwa kandungan oli mesin sudah banyak bercampur dengan air banjir. Aku coba mengeluarkan oli dengan membuka baut pembuangan oli dengan kunci ring yang aku pinjam dari tetangga. Tetapi karena situasi dan kunci ring yang kurang kuat, maka baut pembuangan oli slek dan akibatnya nggak bisa dibuka. "Buset dah pake slek lagi ni baut, harus ke bengkel jadinya". Lalu aku dan kawanku mengantarkan motorku ke bengkel, dengan cara menyetut. Dia dengan motornya mendorong motorku melalui kakinya, agak pegel juga karena lokasi bengkel kurang lebih 3km.
Langsung saja pas nyampe bengkel motornya segera di cek ama montir yang ada di bengkel. Baut yang slek tadi dibuka pake kuci khusus dengan cara digetok menggunakan palu. Setelah kebuka, ditaplah itu oli sampai bersih, baru kemudian diganti dengan oli yang baru.
Setelah selesai dari bengkel lalu bisa dihidupkan dan dibawa pulang. Entah bagaimana, atau karena bengkelnya yang bego. Pas ngebersihin mesin nggak maksimal, jadi sisa sisa lumpur dari air banjir masih mengendap di mesin.
Setelah beberapa hari motor aku bawa ke rumah, aku pakai buat jalan jalan. Eh setelah melewati sebuah kuburan di kawasan Tambak Merang. Motor nggak bisa dihidupin, mati mendadak. Bingung kan jadinya, jadi kepaksa harus ngedorong ke bengkel deket girimarto, yang bener aja saat itu setelah dicek motor Vega harus turun mesin dan harus menginap di bengkel untuk perawatan selama beberapa hari. Begimana ini, kemudian aku telpon bapakku minta dijemput ke bengkel karena sudah terlalu malam. Aku tinggalkan no hp untuk konfirmasi perbaikan
Setelah menginap beberapa hari ternyata dari kesemuanya memerlukan penggantian parts semacam piston, ring seher, klep dll. Tapi nggak masalah asalkan vega bisa kembali lagi dalam keadaan baik seperti semula.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kondangan

NGLINTING MBAKO

Nonton YOWES BEN 2 di Ponorogo