Kesenyapan malam
Terasa penat hingga tanganku ini masih memegang erat kepalaku. Ketika aku melihat purnama yang dihadapkan pada langit kelabuku. Menurutku ini agak membuatku terusik, disaat banyak suara suara mencoba menyayat hati. Sebenarnya, aku ingin bernyanyi dengan syair yang aku buat sendiri, dan akan kunamainya dengan Syair malam. Selalu saja dan selalu saja sepi, sengaja aku menghindar dari keramaian agar aku bisa lebih mendalami maknanya.
Hembusan angin menerpa dedaunan padi yang sudah tak nampak lagi, sesekali menyibak rambutku yang lusuh. Sedikit mendinginkan dan mendapatkan penyegaran tentang makna. Kala aku dapatkan pesan yang disampaikan lewat langit pada waktu itu, langit sebagai wadahnya lalu langit berkata "Buanglah kesini nak, semua ragumu semua keluh kesahmu semua masalahmu akan aku tampung semua karena sejatinya mereka adalah temanmu yang setiap waktu menemanimu"
Aku buang semua keraguan, ketakutan, negativisme, masalah lalu kutimpakan pada langit. Ku bertanya dalam hati, apakah Langit akan kuat? Tentu saja karena dia adalah bagian dari Sang hyang.
Lalu Rasa Syukur datang memelukku dengan hebatnya, jiwaku yang tadinya lemah lama kelamaan menjadi kuat. Keyakinanku semakin membentuk dalam hati. Hingga nanti ku pastikan sel sel dalam tubuhku perlahan menjadi Sangar sehingga tidak mengenal apa itu Cengeng, Lunglai dan sebagainya.
Dari Langit malam tersemailah Sang Penantang
Komentar
Posting Komentar