Siroto jaman old dan jaman Now

Setiap nama daerah psti mempunyai arti. Menurut mas Andri, Siroto berasal dari kata Sinawang Roto, yang dapat diartikan suatu tempat yang terlihat rata, karena daerah ini letaknya di kaki gunung lawu selatan. Sinawang Roto atau terlihat rata ini juga bisa diartikan filosofi hidup, hidup harus rata, dalam berwarga masyarakat nggak boleh membedakan derajat atau pangkat kekayaan karena semua sama disisinya. Sinawang Roto bisa juga diartikan adil dalam kehidupan, tidak terkesan memilih atau mengesampingkan yang lain. Nama Siroto juga terdapat didalam Alquran "ihdinashshirotolmustaqim" Jalan yang lurus, yang termasuk presisi jalan menuju ridho Allah Swt. Tunjukkanlah kami Jalan yang Lurus, yang kita ucapkan dalam sholat kurang lebih 17x sehari. Desa Siroto juga sering dikaikan dengan legenda Raden Mas Said, yang erat kaitannya dengan Omah Tiban, karena antara desa desa di kelurahan Bubakan namanya saling berhubungan sejarahnya. Atau mungkin dulu Raden Mas Said memberi nama Siroto karena terinspirasi dari ayat Alquran, agar masyarakatnya lurus menuju Allah, itu hanya perkiraan saya saja, perkara benar atau salahnya masih menjadi misteri. Disini tempat aku lahir dan di besarkan. Desa Siroto selalu terkenang sampai kapanpun jua, banyak kenangan yang telah aku ukir disini entah itu kenangan masa kecil dan masa silam benar benar indah. Saya teringat masa kecil dulu dengkĩan kesederhanaan dan segala tradisionalnya, termasuk tradisional dalam kehidupan anak anaknya. Teringat Ketika dulu saya akan main di halaman rumah mbah Ugeng. Mbah Ugeng bertanya : "esuk esuk wes tekan kene kih arep ngopo le" dan saya menjawab "ajeng singkongan mbah, ngertos rencang rencang kulo mboten mbah" mbah ugeng menjawab "bocah bocah lagi dolanan umbul le eng omahe Panto, nyusulo rono le akehe eram bocah". Seketika saya ke rumah panto saat itu untuk bermain permainan yang menurut saya itu permainan yang asyik. Dahulu banyak banget permainan tradisional Ada permainan Singkongan, Umbul, Gobak sodor, bentek, SirPongdelekKopong, Suda manda, kasti, bal balan dan lain lain. Yang saya suka adalah Singkongan, disebut singkongan karena media yang digunakan adalah kayu sepe atau kayu singkong atau dangkel. cara mainnya Harus ada dua orang yang lebih untuk memainkannya dengan menyiapkan kayu singkong yang disusun membentuk limas sebagai target. Kemudian kita mulai bermain dengan melempar senjata kita menjauhi target... yang paling dekat jadi tumpuan. Dan yang paling jauh itu melempar ke arah target. Kalau pelempar senjatanya mengenai target berarti sang tumpuan harus kalah. Dan yang lain ngumpet, dia kalah .. tugasnya mencari yang pada.ngumpet dan menjaga Singkongannya. Apabila dalam pencarian singkongannya roboh atau di gaprak maka yang kalah tadi akan mengulang untuk mencari. Saat itu saya kasian sih, teman saya yang namanya Andri itu sering dikibulin sama kita kita, sering kalah dia hahaha. Kalau yang kalah Andri teman teman ngumpetnya suka yang aneh aneh, ada yang ngumpet sambil tukeran baju. Eh waktu di panggil ternyata bukan orang yang dimaksud, kasian kasian...hehe. kalo panto biasa ndelik ke Pogo. Pogo itu tempat atau gudang bahan bahan pangan seperti jagung dsb yang letaknya di Atas atau di langit langit dapur yang fungsinya untuk mengeringkannya oleh suhu panas dari pawon atau sumber api yang ada di bawahnya. Pasti akan sangat sulit dan butuh perjuangan buat bersembunyi disitu apalagi mencarinya karena harus naik kalau nggak bergelantungan ya harus pakai tangga buat naiknya. Memang cerdik banget si Panto kalo ngumpet, kayaknya kalo yang ngumpet dia emang paling susah nyarinya. Kehidupan dulu tentram dan gelap gulita pada malam hari, teringat dulu listrik baru masuk desa Siroto tahun 90~an. Sering menyanyikan lagu ini "sore sore padang bulan ayo konco podo dolanan. Lagu itu mengajak anak anak supaya nggak tidur sore hari karena sore hari adalah waktu yang banyak banget manfaat nya terutama buat bermain dan yang lebih utama lagi buat sholat maghrib trus isak dan ngaji, anak anak banyak lagi brmain keluar rumah terutama ketika bulan purnama dan banyak pula yang dolanan, ada pula yang mengerjakan pr biasanya anak anak ngumpulnya di pelataran atau kalo nggak di poroliman desa siroto. Memang poroliman desa siroto memang sangat membahana sejak dahulu kala. Karena jalan itu jalan lintas dua desa yaitu tempel ke sledong/kutukan via siroto dan disana ada warung favorit saat itu ya kalo sekarang bisa dsebut kafe tempoe doeloe, yaitu warung Mbok Tami. Anak anak muda suka nongkrong disana lagipula juga dekat masjid darul mutaqin Siroto. Banyak yang dijual diwarung mbok tami ada puli goreng, tempe goreng, tahu goreng, bakwan dan kesukaan saya yaitu mie dan pecel, ada pula minuman Temulawak yang dikemas botolan. Tapi sayangnya saat ini mungkin minuman temulawak pabriknya sudah tutup karena udah tidak diproduksi lagi karena kalah dengan produk produk minuman sekarang macam coca cola fanta greentea milkjus dan lain lain.Juga jualan lotre yang hadiahnya sangat menarik ada pistol air, kapak wiro sableng 212, gambar umbul utramen power ranger dan juga hadiah uang uangan, permainan sperti ini saja dulu sudah bikin kami senang. Saya waktu itu beli juga, " mbok tami aku tuku lotrene ndera ijik ne". Ijik lo ko, kae kalo isih sak abrek tukunen kabeh... jawab Mbok tami. Dulu sih harga satu lotre 100 repes, dapat satu angka.. kalo angkanya cocok dapat hadiah yang macem macem itu, dulu waktu saya beli hadiah paling menarik yang pernah saya dapet itu Kapak Wiro Sableng saya sangat suka karena itu pas terkenal terkenalnya film wiro sableng di Rcti yang tayang tiap hari minggu setelah Doraemon.Dulu mau nonton tv aja sangat susah karena dalam satu kampung paling hanya ada dua atau tiga tivi aja dulu saya nonton tivi aja harus ke rumahnya Lek Sukino. Nonton tivi rame banget satu Rt ngumpul semua disana rame rame nonton wiro sableng. Acara pada waktu itu juga ada SatriaBajaHitam, Mak Lampir, janperson, Jiban, Ninja hatori dan masih banyak lagi. Saya teringat ketika belum ada listrik mau nyalain tv atau radio harus pake aki, jadi.setiap seminggu sekali Lek Sukino.harus nyetrumke aki ke Sidoharjo, saat itu penuh pengorbanan banget soalnya jalanan kesana masih jelek dan dulu belom punya motor jadi kalo ke Pasar Sidoharjo harus ngeColt, ngeColt pakai suzuky Carry yang paling fenomenal. Serba Guna mobil Cary ini buat ngangkut penumpang Bisa, ngangkut sayuran bisa, ngangkut wedhus juga bisa, tenaga mesinnya sangat hebat. Beda sama jaman sekarang mau nonton tivi sudah gampang bisa pakai listrik.Anak anak sangat suka maen bola, deket poroliman siroto ada lapangan bola kecil, lapangan pak mantri. Disana tempat latihan dan area bermain bola anak anak siroto, sekarang sih lapangannya udah mggak terawat lagi beda sama yang dulu. Lapangan itu ukurannya kira kira 25x10 m. Cukup lah buat maen bola lima lawan lima, lapangannya masih tanah liat gawangnya biasa kami kreasi sendiri dengan dibuatin pakai bambu atau kalo nggak hanya pakai batu aja. Siap siap kalo maen bola kesana harus hati hati disebelah utara lapangan ada genteng rumah warga, di sebelah selatan ada rumah pak mantri. Disebelah kiri ada kebun dan ladang, dan disebelah kanan langsung berhadaban sama Jalan, di lapangan pak mantri juga cikal bakal tim bola desa ini yang udah berganti ganti nama.. Ranting Muncar Fc, muncar United, Siroto Fc yang disiapkan buat ikut turnamen bola desa bubakan.Orang jawa sukanya kalo sore hari itu suka ngobrol atau jagongan dan biasanya rame rame maka perlu tempat buat mereka. Yaitu Bok Atau emprak disebut juga lincak.. dibuat sendiri oleh warga semacam tempat yang ukurannya dua sampai tiga meter, bentuknya macam pondok dan kesemuanya terbuat dari bambu atau kayu. Untuk kerangkanya biasa dibuat pakai Pring Petung yaitu jenis pring yang paling besar. Di lincak ini biasa warga ngobrol ngobrol masalah Sosial masyarakat, politik, bola, ada yang ndagel buat mencairkan suasana. Sebenernya bicara Pring Petung ini bisa dibuat mainan tradisonal yang suaranya menggelegar yaitu Meriam Bambu (Bleng Blengan), cara buatnya bambu dilubangi kemudian dalamnya dikasih bahan bakar minyak tanah dan dikasih sedikit garam grasak buat pemantik. Kemudian disulut pake apo lewat lobang kecil pada pringnya dan Glerrrrr... suara menggelegar seperti meriam.Begitu sedikit tentang Siroto di masa lampau, dan kini siroto jaman now dengan perkembangannya. Warga siroto adalah warga yang pekerja keras dengan segala kelebihan dan kekurangannya semoga desa ini menjadi desa yang lebih baik dan semakin sukses.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kondangan

NGLINTING MBAKO

Nonton YOWES BEN 2 di Ponorogo