SYAIR LARA

Aku tidak paham dengan semua ini, tolong jelaskanlah sejelas-jelasnya apakah benar Engkau sesuai dengan prasangka hambamu. Aku masih bingung tentang apa yang sedang aku alami hingga saat ini, semuanya merebak menebar kepiluan hingga aku tak dapat membiarkan diriku pergi begitu saja. Biarkanlah semua luka ini larut dalam kepedihan. Bahkan semua yang aku alami sekarang ini, apakah ini sekadar ketimpangan. Oh, entahlah aku tak tau akan semua ini. Yang jelas mungkin Engkau ada rencana dibalik semua kejadian memilukan yang aku alami. Terkadang memang begitulah hidup, kuat tidak kuat harus sabar. Karena kalau tidak maka badai2 yang lain akan begitu cepatnya menyusul tanpa kamu ketahui kapan dan dimananya. Pilu tubuhku lemas menahan sakit, kalau bukan pada langitku maka harus kemana lagi aku tuangkan rasa sakitku ini, temani aku dalam kepedihanku hingga bayangan hitam menepi dalam hatiku. Kupangku semua sakit sendiri tertatih tanpa henti sampai aku lelah untuk mencari arti dari semua kegalauan yang aku alami. "Sirna sudah semua yang mengendap pada diri masing-masing hingga kamu tidak bisa mengerti. Manusia-manusia kerdil tak mampu untuk memahami jeritan yang lainnya, mereka hanya sibuk menumpuk harta. Hanya harta harta dan harta yang mereka cari, anggapannya kalau banyak harta dia yang terbaik. Ah, bulshiiiiit semua itu. Maka diamlah sejenak mari merenung bersamaku, kita jelajahi bersama keindahan dunia tanpa materi. Lihatlah betapa kaya hatimu, betapa kosong simpanan kebajikanmu yang belum tersalurkan kepada mereka yang pedih" Lalu Apabisa aku menyatu dengan-Mu. Tolong jelaskanlah, berilah aku pertolongan sejenak yang tidak bisa aku lepaskan. Berbisiklah "Aku melihatnya, Iya. Dia menari-nari dari balik bukit. Bajunya berlumuran darah, wajahnya pucat menerka nerka, siapakah sebenarnya dia" Dia bersama sosok yang bersayap, sosok itu melindunginya dari terpaan angin dan debu yang berhempus kearahnya. Tariannya masih aku lihat, Jaraknya cukup jauh. Menatap tajam kearahku "Lihatlah, betapa hebatnya dia menghantakkan kaki dan memainkan pusaran tangannya menari sesekali berputar" Setiap gerakan memukauku, dia mendekatiku. Aku tersadar dan terheran-kebingungan. Ternyata dia adalah aku, yang telah mati dan berlalu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kondangan

NGLINTING MBAKO

Nonton YOWES BEN 2 di Ponorogo