Sanan-10pagi
10:00 masih menerka-nerka ditemani teh manis yang menjadi pelipur lara.
Gue lagi istirahat di Sanan, Girimarto sehabis dari perjalanan mengantarkan seseorang. Gue diam sejenak merenungi semua peristiwa yang terjadi yang bisa gue amati di sekitaran sini. Gue memandang ke bawah, gue melihat sebuah SD yang didalamnya terdapat riuh bocah yang sedang bermain.
Jadi tiba-tiba gue teringat masalalu gue sewaktu SD. Nggak terasa dunia berputar sedemikian cepatnya hingga aku beranjak dewasa seperti ini. Perasaan baru kemaren gue Sekolah, begitulah waktu yang tanpa disadari.
Gue juga memperhatikan kehidupan anak Jaman Now yang beda dengan masa-masa gue dulu. Sekarang semua serba gadget, game online, FF, PUBG apa asiknya. Sewaktu gue dulu, gue sama temen2 main ke kali, mandi di kali trus mancing, nyari udang dan yuyu (kepiting). Ke sawah nyari belut, bikin perangkap burung, berpetualang sampai ke hutan. Bahkan daya tahan bocah dulu ok punya, keujanan trus jatoh berkali-kali nggak masalah, kepleset gak masalah, tentu beda sama anak jaman now, jangan tanya dah.
Seiring masuknya teknogi dan budaya dari luar yang telah menjangkiti anak-anak, gue berharap agar orangtua dan guru juga memperhatikan anak-anaknya terutama mengenalkan budaya Indonesia, budaya kita yang harus kita bawa dan nggak boleh kita tinggalkan. Bayangkan jika bangsa kehilangan Budaya, maka kesejatian akan hilang.
Gue lagi istirahat di Sanan, Girimarto sehabis dari perjalanan mengantarkan seseorang. Gue diam sejenak merenungi semua peristiwa yang terjadi yang bisa gue amati di sekitaran sini. Gue memandang ke bawah, gue melihat sebuah SD yang didalamnya terdapat riuh bocah yang sedang bermain.
Jadi tiba-tiba gue teringat masalalu gue sewaktu SD. Nggak terasa dunia berputar sedemikian cepatnya hingga aku beranjak dewasa seperti ini. Perasaan baru kemaren gue Sekolah, begitulah waktu yang tanpa disadari.
Gue juga memperhatikan kehidupan anak Jaman Now yang beda dengan masa-masa gue dulu. Sekarang semua serba gadget, game online, FF, PUBG apa asiknya. Sewaktu gue dulu, gue sama temen2 main ke kali, mandi di kali trus mancing, nyari udang dan yuyu (kepiting). Ke sawah nyari belut, bikin perangkap burung, berpetualang sampai ke hutan. Bahkan daya tahan bocah dulu ok punya, keujanan trus jatoh berkali-kali nggak masalah, kepleset gak masalah, tentu beda sama anak jaman now, jangan tanya dah.
Seiring masuknya teknogi dan budaya dari luar yang telah menjangkiti anak-anak, gue berharap agar orangtua dan guru juga memperhatikan anak-anaknya terutama mengenalkan budaya Indonesia, budaya kita yang harus kita bawa dan nggak boleh kita tinggalkan. Bayangkan jika bangsa kehilangan Budaya, maka kesejatian akan hilang.
Komentar
Posting Komentar